Selasa, 23 November 2010

No Anarkis! No Rasis!

Love. Peace
Tiga supoter Persebaya Surabaya tewas. Ketiganya adalah A Fathoni (21), Ari Sulistiyo (16), dan seorang belum diketahui identitasnya. Fathoni, warga Cerme Lor RT 1/RW 2 Gresik,  meregang nyawa sesaat setelah terjatuh dari kereta api (KA) saat melintas di Nganjuk. Ari juga sama. Pelajar SMKN Surabaya yang berdomisili di Dukuh Menanggal tewas mengenaskan di Jembatan Kali Ijo Desa Buniayu Banyumas. Sebelum terhempas dari atas kereta api, Ari terlebih dulu tersangkut di kabel. Satu korban lagi juga terjatuh dari kereta api.

Baik Fathoni, Ari, dan korban tanpa nama berangkat atas nama fanatisme terhadap tim kesayangannya, Persebaya. Persebaya melakukan partai tandang ke Bandung dan Bonek (sebutan bagi pendukung Persebaya) tak ingin membiarkan timnya bermain di kandang orang tanpa dukungan. Lantas, sekitar 7000 ribu Bonek - dengan modal seadanya, tentu saja - nekat berangkat ke Bandung. Komisi Disiplin (Komdis) PSSI sebetulnya menjatuhkan sanksi dua tahun bagi Bonek untuk tidak mendukung timnya di parta tandang. Polda Jawa Timur juga meminta agar Bonek mengurungkan niatnya. Namun, Bonek sama sekali tak menghiraukan. Menantang maut, Bonek menumpang kereta api, bahkan sampai rela menyabung nyawa di atas gerbong.

Bonek tak sendiri. Di pentas sepakbola nasional, kita mengenal Jak Mania (fans Persija Jakarta), Bobotoh (fans Persib Bandung), Aremania (fans Arema Malang), NJ Mania (fans Persitara Jakarta Utara), Persipura Mania (fans Persipura), Bontang Mania (fans Bontang FC), dan lain-lain.

Saat ini, sangat muskyil mencari suporter yang menjunjung tinggi semangat fairplay, norma-norma kemanusiaan, pun rambu-rambu lalu lintas. Aremania - suporter yang pernah mendapat penghargaan suporter terbaik - juga melakukan tindakan tak terpuji. Saat Arema menjamu Persipura beberapa waktu lalu, segelintir fans Singo Edan melakukan hal-hal berbau rasisme.

Kebencian terhadap kelompok suporter tim lain secara gamblang bisa dilihat saat partai kandang masing-masing tim. Kalimat-kalimat sarkastis seperti: ANJING dan DIBUNUH SAJA acapkali dinyanyikan secara koor oleh suporter tuan rumah.

Tak jarang, kebencian suporter juga merembet ke pemain. Persija dan Persib, misalnya. Jak Mania dan Viking ibarat air dan minyak, tak bisa bertemu. Keduanya menyimpan dendam mendalam. Saat Persija tandang ke Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung, 9 Januari 2010, seluruh ofisial dijaga ketat. Untuk mengantisipasi tindakan yang tak dinginkan, Polda Jabar sampai-sampai mengangkut Bambang Pamungkas dan kawan-kawan dari hotel ke stadion dengan menggunakan kendaraan taktis (rantis). Rantis merupakan kendaraan semi tempur yang memiliki ketebalan baja 1 cm. "Ini bukan yang pertama kali kami naik ini. Sudah sering," kata striker Persija Aliyudin kepada djarumsuper yang juga berada di rantis. Penjagaan ketat juga dilakukan Polda Metro Jaya setiap kali Persib main di Jakarta.

PT Liga Indonesia (PI) selaku penyelenggara DISL (Djarum Indonesia Super League) mengaku jengkel dengan ulah para suporter. "Kami meminta agar suporter jangan anarkis dan rasis," sungut Joko Driyono, CEO PT LI. Joko meminta, dalam putaran kedua nanti (kick off 9 Februari), jika masih ada suporter yang mengatakan ANJING dan DIBUNUH SAJA, maka wasit segera menghentikan pertandingan. "Pertandingan kembali dimulai, kalau suporter tak menyebut kata-kata itu. Bagi kita, kata-kata itu adalah rasis. Kita ingin membangun sepakbola yang santun," tandas Joko.

Ketua Umum PSSI Nurdin Halid meminta pihak kepolisian untuk bertindak tegas terhadap suporter anarkis. Nurdin secara eksplisit mengaku mendapat masukan bahwa tingkah suporter terkadang sudah berada di atas ambang kewajaran. "Suporter seperti itu harus ditindak tegas. Polisi jangan ragu-ragu, karena mereka sudah merusak citra sepakbola nasional," tutur Nurdin.

Kita berharap, di putaran kedua DISL mendatang, suporter masing-masing klub lebih dewasa lagi dalam berpikir terlebih bertindak. Menghilangkan kebencian, merapatkan barisan guna mempererat tali persaudaraan. Itu bertujuan demi kejayaan sepakbola nasional.

No anarkis! No Rasis! Love and peace.

10 Penjaga Gawang Terbaik Indonesia

Dari zaman Soekarno hingga SBY, kiprah timnas Indonesia telah mengalami pasang surut.
Saat ini bisa disebut zaman kesurutan timnas Indonesia. Bayangkan, gelar resmi terakhir yaitu Sea Games 1991 di Manila, Pilliphina. Dalam periode tersebut, beberapa nama penjaga gawang telah menghiasi perjalanan timnas Indonesia. SUPERSOCCER mencoba memberi urutan 10 penjaga gawang terbaik Indonesia. Sangat bisa diperdebatkan memang, namun setidaknya beberapa alasan membuat satu akan berada di atas yang lainnya.
Please, check this out!
1. Maulwi Saelan
Maulwi Saelan yang lahir 8 Agustus 1928 di Makassar, Sulawesi Selatan, adalah salah satu pemain sepakbola legendaris yang bermain di Olimpiade 1956 dan juga pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia juga pernah menjadi salah satu ajudan pribadi presiden Soekarno. Selain itu ia dikenal juga sebagai pendiri Taman Siswa Makassar.
2. Ronny Paslah
Ronny Pasla lahir di Medan, 15 April 1947 adalah mantan kiper Indonesia yang berkiprah sekitar tahun 1960’an – awal 1970. Ejaan namanya sering juga ditulis sebagai Ronny Paslah. Ia memiliki julukan Macan Tutul. Saat jaman Ronny Pasla, berbagai kejuaraan berhasil ia menangi. Bisa disebut, saat itu era keemasan persepakbolaan Indonesia.
Prestasi Tim Nasional Indonesia saat itu:
Juara Piala Agakhan di Bangladesh, 1967
Juara Merdeka Games, 1967
Peringkat III Saigon Cup, 1970
Juara Pesta Sukan Singapura, 1972
3. Yudo Hadianto
Yudo Hadianto yang lahir 19 September 1941 di Solo, Jawa Tengah adalah salah satu pemain sepak bola legendaris Indonesia era 1960-an dan 1970-an. Pada masanya ia sempat diakui sebagi kiper terbaik Asia. Selain itu ia pernah kuliah di Fakultas Ekonomi UI periode 1960-1963 tetapi tidak selesai.
Karir Yudo Hadianto:
Tim Nasional (1961-1976)
Juara Merdeka Games 1962, 1969, 1974 di Kuala Lumpur, Malaysia
Juara King’s Cup 1968 di Bangkok, Thailand
Juara Aga Khan Cup 1970 di Bangladesh
4. Hermansyah
Hermansyah merupakan mantan kiper Tim Nasional era 90-an. Saat Mastrans Bandung Raya, meraih gelar juara Liga Indonesia, ia mulai dikenal dan diakui sebagai kiper tangguh dan spesialis pemblok tendangan penalti.
5. Kurnia Sandy
Kurnia Sandy merupakan penerus Hermansyah di tim nasional. Saat junior ia bersama Kurniawan cs bergabung dengan PSSI Primavera dan belajar di Italia. Kurnia Sandy juga pernah bergabung setahun dengan tim italia, Sampdoria, walau tak sempat bermain. Saat pulang ke Indonesia, Kurnia Sandy memperkuat Pelita Jaya, Persik Kediri, Arema Malang hingga Persebaya Surabaya. Seperti Hermansyah, Kurnia Sandy dikenal sebagai kiper yang memiliki kemampuan dan skill di atas rata-rata.
6. Listianto Raharjo
Salah satu nama yang sempat menjaga gawang Tim Nasional adalah Listianto Raharjo, tangguh dan cekatan dalam menjaga gawang adalah nilai plusnya.
7. Hendro Kartiko
Penjaga gawang tim nasional pasca era Kurnia Sandy. Karirnya dimulai dari Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, dan kini membela Sriwijaya FC. Menyabet gelar kiper terbaik pada Piala Asia 2000, dan dijuluki “Indonesian Fabien Barthez”. Saat Sriwijaya menjuarai Piala Indonesia tahun ini, ia beranjak dari bangku cadangan mengamankan gawang Laskar Wong Kito mulai pertangahan babak pertama setelah Ferry Rotinsulu cedera.
8. Jendri Pitoy
Merupakan penjaga gawang pasca era Hendro Kartiko. Jendri Pitoy sempat mengisi posisi penjaga gawang tim nasional, penjaga gawang Persipura Jayapura ini juga dikenal pandai membaca arah bola dan tangguh.
9. Markus Horison
Namanya mencuat kala membela PSMS Medan, Kiper yang kini bermain untuk Persib Bandung ini, dikenal tangguh dalam bola-bola atas. Salah satu penampilan yang terbaiknya adalah ketika Piala Asia 2007 di Jakarta, walau akhirnya Indonesia gagal bersaing dengan Korea Selatan dan Arab Saudi. Penampilannya mengundang decak kagum. Saat ini, Markus Horison yang telah menjadi seorang muslim dan merubah nama menjadi Markus Haris Maulana, menjadi pilihan utama di tim nasional senior.
10. Ferry Rotinsulu
Last but not least, Ferry Rotinsulu layak diberi gelar salah satu kiper terbaik Indonesia. Walaupun hanya sering menjadi kiper cadangan di timnas, Ferry telah memberi berbagai gelar bagi Sriwijaya FC. Mulai dari gelar juara Liga Super Indonesia di tahun 2007 hingga tiga gelar Piala Indonesia pada tahun 2007, 2008 dan 2010. Ia dikenal sebagai jago dalam adu tendangan penalti.
Saat ini nama Kurnia Meiga sedang naik daun. Namun di usia muda, kiprahnya baru teruji di ajang Djarum Indonesia Super League. Bagaimana di timnas U-23 maupun senior kelak? Semoga Kurnia Meiga dan kiper-kiper muda Indonesia lainnya sanggup menggantikan bahkan mencatat prestasi gemilang dari para pendahulu.

Enam Pemain Termahal Indonesia

Ingin tahu siapa enam pemain termahal DISL musim lalu?

PT Liga Indonesia (LI) belum merilis 10 pemain termahal dan termurah di pentas DISL (Djarum Indonesia Super League) 2010/2011. Maklum, skuad ke-18 tim sejauh ini belum terbentuk. Seperti musim-musim lalu, masing-masing tim diwajibkan menyerahkan daftar nama pemain berikut nilai kontraknya.
Yang jelas, santer terdengar, kompetisi musim depan nilai kontrak pemain termahal bakal disandang Aldo Barretto. Persiba Balikpapan harus menggelontorkan dana Rp 1,3 miliar untuk mendapatkan striker asal Paraguay yang musim lalu bermain bersama Bontang FC. Aldo layak dibanderol mahal, sebab dia topskor DISL 2009/2010.
Berikut kami menurunkan enam pemain termahal Indonesia musim lalu.
1. CRISTIAN GONZALES
Nilai kontraknya sebesar Rp 1,7 miliar. Fantastis. Selain skil di atas rata-rata, bomber gempal yang akrab disapa "El Loco" adalah topskor Liga Indonesia (LI) empat kali. Sayang, El Loca gagal membawa Persib Bandung juara.
2. BAMBANG PAMUNGKAS
Meski Persija kembali gagal merengkuh juara, manajemen tetap memakai jasa Bepe. Belum tahu berapa Bepe dibanderol musim ini. Yang jelas, musim lalu, striker utama timnas senior dikontrak seharga Rp 1,5 miliar. Bepe pemain lokal termahal.

3. ABANDA HERMAN
Tinggi. Seram. Tak kenal kompromi. Petarung. Itulah ciri khasnya. Salah satu icon Persija Jakarta musim lalu ini merupakan bek termahal di Liga Indonesia. Macan Kemayoran menggelontorkan dana Rp 1,3 miliar guna mendapatkannnya. Kini dia tak di Persija lagi.
4. PONARYO ASTAMAN
Sriwijaya FC paham betul siapa pemain yang akan mereka rekrut. Untuk itulah, manajemen tak segan-segan merogoh kocek Rp 1,4 miliar. Hasilnya tak mengecewakan. Total, tak ingin setengah-setengah di lapangan hijau.
5. BOAZ SOLOSSA
Sebagai pemain sarat talenta, Boas jadi incaran banyaak klub. Dan Persipura jelas tak ingin kehilangan. Musim lalu, manajemen tak banyak cincong mengeluarkan Rp 1,5 miliar dengan satu tujuan: Boas tetap di Mutiara Hitam.
6. NOH ALAM SYAH
Si Bad Boy ini baru satu musim bermain di Indonesia, tapi harganya bisa dibilang 'selangit. Arema tak segan-segan mengguyur striker timnas Singapura dengan nilai kontrak Rp 1,2 milliar. Belum tahu berapa nilai kontraknya musim ini. Yang jelas bertahan atau bisa jadi naik.

Lima Kapten Spesial

Luar dalam oke!
Dalam sepak bola, kapten kesebelasan punya peran penting, tak ubahnya pelatih. Jika pelatih berperan meramu taktik dan strategi, maka sang kapten adalah orang pertama yang paling bertanggungjawab mengawal keinginan pelatih di dalam lapangan. Selain itu, namanya juga kapten, dia haruslah sosok yang disegani, tak hanya oleh pemain tapi juga manajemen. Soalnya, kapten harus bisa jadi jembatan, sekiranya terjadi perselisihan di antara pemain, pemain dan pelatih, bahkan pemain dan manajemen.

Berikut, SUPERSOCCER menurunkan lima kapten kesebelasan di pentas DISL (Djarum Indonesia Super League) musim lalu, yang, boleh dibilang, sangat spesial bagi tim. Di antara mereka, musim depan tak lagi memperkuat timnya disebabkan beberapa faktor.

EDWARD IVAKDALAM

Kaka Edu. Demikian dia disapa, sosok jenderal lapangan tengah nan berwibawa. Sarat pengalaman dan pekerja keras membuat Kaka Edu selalu jadi pilihan utama. Ban kapten tak pernah lepas dari lengannya. Dia ikut mengantarkan Persipura Jayapura juara Liga Indonesia (LI) tahun 2005 dan juara DISL 2008/2009. Kini, Kaka Edu disebut-sebut tak lagi memperkuat Persipura. Dia memilih bergabung bersama Persidafon Dafonsoro.


SYAMSUL CHAERUDDIN
Dia pernah dijuluki Pavel Nedved dari Makassar. Julukan yang tak sembarangan, tentu saja. Seperti Nedved yang trengginas serta tak kenal letih, demikianlah Saymsul. Sebagai gelandang, dia terus bergerak mengejar dan membagikan bola. Tak jarang dia harus jatuh bangun, berjibaku. Di luar lapangan, Syamsul beberapa kali jadi 'jembatan' antara pemain dan manajemen, terlebih jika gaji atau bonus telat. Musim depan, Syamsul tak lagi membela panji-panji Juku Eja.

BAMBANG PAMUNGKAS
Penampilannya selalu ditunggu, terlebih oleh The Jak, fans fanatik Persija Jakarta. Bomber haus gol yang kemampuannya tak perlu diperdebatkan lagi. Bepe juga menjadi langganan Tim Nasional (Timnas) dalam beberapa tahun terakhir. Meski Persija gagal jadi juara DISL, manajemen tak sedikitpun berniat untuk melepasnya. Bepe, seperti halnya Ismed Sofyan, kini telah menjadi icon Macan Kemayoran.

BIMA SAKTI

Sedikit bicara banyak bekerja. Disegani kawan maupun lawan. Dia salah satu pemain senior yang masih berkiprah di pentas sepak bola nasional. Kepemimpinannya di lapangan hijau membuat siapa pun yang melatih Persema Malang tenang. Yup! Bima seorang pemain yang berkharisma. Usia tak membuat penampilannya menurun, walau stamina tak bisa dibohongi. Umpan-umpannya terarah dan sangat memanjakan teman, terlebih bomber Persema.

MIJO DADIC

Sukses Persiba Balikpapan bercokol di lima besar DISL dua musim berturut-turut, 2008/2009 dan 2009/2010 tak lepas dari kontribusi pemain asal Kroasia ini. Posturnya yang jangkung sangat ideal sebagai pemain bertahan sekaligus menyantap bola-bola atas. Dedikasi serta loyalitasnya membuat manajemen Beruang Madu memperpanjang kontrak pemain kelahiran 15 Oktober 1981. Besar kemungkinan, Dadic bakal tetap jadi kapten tim.

Petarung di Lini Belakang

Siapa bek idolamu?

Banyak pemain belakang yang bermain di klub peserta DISL (Djarum Indonesia Super League) 2010/2011, tapi hanya sedikit yang menonjol. Seperti halnya pemain depan dan tengah, peran pemain belakang atau yang lebih kita kenal dengan bek sangat fital. Menang atau kalah terletak di pundak mereka. Guna mengamankan wilayahnya, tak jarang mereka harus berjibaku.

SUPERSOCCER menurunkan profil singkat empat bek, yang, menurut kami, mumpuni di posisinya. Inilah mereka:

PIERRE NJANKA BEYAKA

Beruntunglah Arema Indonesia mendapatkan pemain kelahiran Douala, Kamerun, 15 Maret 1975. Banyak pemain asing yang hilir mudik di DISL, tapi Njanka punya jejak rekam tersendiri. Bersama Kamerun, pemain yang akrab disapa Papa tampil di Piala Dunia 1998 dan 2002. Dia juga dipanggil negaranya di ajang Piala Afrika 2004. Njanka tak hanya apik bertahan, tapi juga sering naik membantu serangan. Satu lagi, dia juga ahli dalam tendangan bola-bola mati. Musim lalu, dia ikut mengantarkan Singo Edan juara DISL.

HAMKA HAMZAH

Jacksen F Tiago punya pertimbangan yang sangat matang dalam memilih pemain. Pelatih asal Brasil tak ingin membeli kucing dalam karung. Ketika Mutiara Hitam butuh sosok pemain belakang yang serba bisa, Jacksen langsung memilih Hamka Hamzah. Pemain berdarah Makassar yang lahir 29 Januari 1984 dianugrahi stamina di atas rata-rata. Meski diplot sebagai pemain bertahan, mantan pemain Persija Jakarta dan Persisam Samarinda getol naik hingga ke jantung pertahanan lawan. Mengandalkan kejangkungannya, Hamka kerap mencetak gol lewat sundulan

MAMAN ABDURAHMAN

Pemain depan manapun paham betul siapa pemain yang satu ini. Tak kenal kompromi dan sigap terhadap segala ancaman. Petarung sejati yang tak pernah takut. Pemain yang dibesarkan Persijatim Jakarta Timur ini sangat susah dilewati. Dia juga tak gampang digertak. Totalitas dan loyalitasnya membuat Persib Bandung memperpanjang kontraknya. Di Tim Nasional (Timnas) senior, Maman juga jadi andalan.

MIJO DADIC

Tingginya 181 cm. Beratnya 75 kg. Tampang dingin. Tak banyak bicara pula. Semua ini membuat Dadic sangat ideal sebagai pemain bertahan. Berdarah Krosia, pemain kelahiran 15 Oktober 1981 selalu tampil all out alias tak setengah-setengah. Sepak bola merupakan 'nafas' Dadic. Itulah sebabnya, setiap dimainkan dia tak ingin mengecawakan tim yang dia bela. Kinerja Dadic musim lalu benar-benar memuaskan. Dia punya andil besar membawa Persiba Balikpapan bercokol di lima besar DISL.
Kamu punya pilihan sendiri? Siapa?

10 Pencetak Gol Terbanyak Serie A Sepanjang Masa

Totti dan Del Piero masih berkesempatan mengejar rekor.

Sebagai penggemar calcio Italia, Kami sangat mafhum Anda mengerti betul luar kepala kesepuluh attacante handal tersebut. Relevansi tulisan ini adalah perseteruan dua ikon sepakbola Italia yang telah mundur dari La Nazionale, Alessandro Del Piero dan Fransesco Totti. Sabtu (13/11) malam nanti, keduanya bakal beradu tajam.
Totti, dua tahun lebih muda, yang belum pernah merasakan bermain di Serie B, masih unggul dengan 196 gol 16 gol lebih banyak dari Alex. Keduanya saat ini menjadi penyerang yang masih aktiv bermain yang masih berkesempatan menembus catatan 200 gol.
Di bawah ini kesepuluh capocannonieri Serie A sepanjang masa:

1. Silvio Piola (1929-1954, 537 penampilan/274 gol)
Lahir di Robbio, Italia, 29 September 1913. Piola menjadi legenda terbesar Lazio. Selama memperkuat Biancoceleste, Piola berhasil menyumbangkan 148 gol dari 227 penampilan selama sembilan musim berkiprah di ibukota Italia. Piola yang berhasil mengantarkan Italia menjadi juara dunia saat digelar di tanah sendiri tahun 1938, di mana ia mencetak dua gol di final, pernah membela beberapa klub besar lainnya seperti Juventus dan Torino. Selama berbaju biru Italia, 30 gol dari 34 laga menjadi prosentase terhebat penyerang Italia hingga kini.

2. Gunnar Nordahl (1949-1958, 291 penampilan/225 gol)
Penyerang tangguh asal Swedia ini lahir di Hornefors, Swedia pada 19 Oktober 1921. Sebelum terjun ke belantika sepakbola Italia di tahun 1949 saat bergabung bersama AC Milan, selama 12 tahun Nordahl muda mengasah ketajaman di liga domestik Swedia. Memperkuat klub kecil di kota tempat tinggalnya Horneforf IF dari usia 15 tahun, selama tiga musim ia mampu mencetak 68 gol dari 41 penampilan. Ketajamannya kemudian menarik minat Degerforf IF. Selama empat musim di sini, ia mampu menorehkan 56 gol dari 77 penampilan. Lima musim membela IFK Norkopping, Nordahl yang mencetak 93 gol dari 95 penampilan kemudian memilih berlabuh di Italia.
Bersama AC Milan, Nordahl meraih segalanya. Tujuh musim di Milan, rekor gol 210 dari 257 penampilan menjadikannya attacante tertajam I Rossonerri sepanjang masa.
Selama berkostum merah-hitam, dua kali ia membantu AC Milan meraih dua trofi Liga Champions  pada tahun 1951 dan 1955.
Karir Nordahl di timnas Swedia berlangsung singkat, hanya enam tahun berkostum Swedia, 43 gol dari 33 caps berhasil ia torehkan. Sebelum resmi gantung sepatu, selepas memperkuat AC Milan, Nordahl selama dua musim membela AS Roma, di mana di musim terakhir ia sempat menjadi player-manager. Di klub ibukota Italia ini, 15 gol dari 34 laga menunjukkan ketajamannya di usia senja tak pernah pudar.

3. Giuseppe Meazza (1929-1947, 367 penampilan/216 gol)
Kita mengenalnya dengan sebuah nama stadion megah di kota Milano, Italia. Kandang dua klub besar AC Milan dan Internazionale ini mengambil nama dari pemain terbesar mereka Giuseppe Meazza. Meazza berkarir se-zaman dengan Silvio Piola.
Lahir di Milan, 23 Agustus 1910, posisi gelandang sebenarnya menjadi posisi favoritnya, bukan penyerang murni.
Berjuluk "Peppino", Meazza memulai karir bersama Internazionale sejak berusia muda. Debutnya bersama I Nerrazurri saat itu masih berusia 18 tahun, Peppino mampu menjadi capocannonieri dengan 31 gol. Julukan lainnya dari Meazza adalah "il Balilla".
Selama memperkuat Inter, Meazza mampu menorehkan 245 gol dari 348 penampilan memberi bukti kebesaran La Beneamata masa lalu.
Bersama Inter ia memenangkan 3 kali kejuaraan Nasional (1930, 1938 dan 1940) dan menjadi runner-up pada 1933, 1934, 1935; Piala Italia pada tahun 1939 dan juga menjadi top skorer sebanyak 3 kali (1930, 1937, 1938), walau sebelum Serie A pada tahun 1929 ia juga pernah menjadi top skorer. Ia juga menjadi pemain pertama yang telah mendapatkan sponsor pribadi, sesuatu yang luar biasa pada saat itu.
Selepas delapan musim membela Inter, Meazza di luar dugaan menyeberang ke AC Milan. Dua musim di sana, ketajamannya hilang. Hanya mampu menorehkan 9 gol dari 37 laga, Meazza kemudian melalang buana bersama Juventus, Varese, Atalanta sebelum menutup karir kembali bersama Inter.
Di timnas Italia, duetnya bersama Silvio Piola yang memberi gelar Piala Dunia di tahun 1938 merupakan momok tersendiri bagi barisan belakang negara manapun saat itu. 33 gol dari 53 caps menjadi sebuah catatan tersendiri bagi publik Italia. Meazza menutup mata di usia 68 tahun pada 21 Agustus 1968. Hingga kini stadion di San Siro, Milan merupakan bukti kebesaran namanya.

4. Jose Altafini (1958-1976, 459 penampilan/216 gol)
Inilah legiun asal negeri Samba, Brasil yang mampu melegenda di kompetisi Italia. José João Altafini biasa dikenal dengan sebutan “ Mazzola” lahir di Brasil 24 Agustus 1938 merupakan seorang blasteran Brasil-Italia. Menjadi penerus Gunnar Nordahl di AC Milan, dengan rekor gol 120 gol dari 205 laga, Mazzola menjadi kran pembuka eksodus para pemain Brasil ke Italia.
Mengawali karir di Palmeiras selama dua musim (1956-1958), Mazzola berhasil mencetak 85 gol dari 114 penampilan.
Selepas memperkuat AC Milan selama tujuh musim, di tahun 1965, ia hijrah ke Napoli. Di sini, ia juga bermain cukup lama dengan menjaringkan 71 gol dari 180 penampilan. Mazzola kemudian hijrah ke Juventus di tahun 1972. Bersama I Bianconerri selama empat musim, ia menutup karir dengan catatan 25 gol dari 74 penampilan.
Satu catatan paling diingat dari Mazzola adalah mendapat kewarganegaraan ganda. Saat membela Selecao, meski hanya singkat, empat gol dari delapan caps menambah lima gol dari enam penampilannya berbaju Italia membuat Mazzola selalu diingat bagi kedua negara.

5. Roberto Baggio (1985-2004, 452 penampilan/205 gol)
Ini dia, seorang maestro sepakbola Italia. Dikenal sebagai pemain berkuncir yang gagal menjadi algojo tendangan penalti saat penentuan dalam partai final Piala Dunia di Amerika Serikat melawan Brasil di tahun 1994, Baggio menjadi cemoohan publik Italia. Padahal empat tahun sebelumnya, saat bertindak sebagai tuan rumah, Baggio muda menjadi properti paling panas dengan penampilan gemilangnya.
Lahir di Caldogno, Italia pada 18 Februari 1967, Baggio pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik FIFA pada tahun 1993.
Lihat bagaimana raihan prestasi penganut Budha ini. 205 gol di Serie A (Fiorentina, Juventus, Milan, Bologna, Inter dan Brescia), 13 gol di Serie C1 (Vicenza), 9 gol di 3 Piala Dunia (1990, 1994, 1998), 27 gol di timnas Italia membuat total 318 gol dalam karirnya.
Baru-baru ini Baggio bakal dinobatkan sebagai peraih Nobel Perdamaian di Hiroshima, Jepang menyusul sikap kepeduliannya terhadap sesama.


6. Francesco Totti (1992-sekarang, 451 penampilan/196 gol)
Musim ini diprediksi gol Pangeran Roma ini bakal menembus angka 200. Sesuatu yang paling ditunggu seluruh Romanisti. Mereka tak peduli AS Roma gagal meraih scudetto yang terakhir diraih sembilan tahun silam. Namun menjadi saksi gol ke-200 Il Capitano merupakan sebuah kehormatan tersendiri.
Totti lahir di Roma 34 tahun silam pada 27 September. Serie A masa kini, yang dikenal dengan pertahanan ketat menjadikan gelar topskor Eropa susah untuk diraih para penyerang Serie A. Namun Totti mampu melakukan itu di tiga tahun lalu. Total 26 gol selain menjadikannya capocannonieri juga menasbihkan dirinya sebagai peraih sepatu emas Eropa yang tahun ini diraih Lionel Messi. Totti merupakan pemain Italia kedua setelah Luca Toni di tahun sebelumnya berhasil meraih gelar tersebut.
Totti dikenal piawai menendang penalti. Satu paling diingat adalah gol di detik terakhir injury tim saat melawan Australia pada Piala Dunia 2006.
Lihat bagaimana dalam berlatih, skill luar biasa legenda Roma ini menipu penjaga gawang.
 Prestasi Totti antara lain bersama AS Roma ( juara Serie A tahun 2001, Supercoppa Italia 2007, Coppa Italia 2007, 2008), bersama timnas Italia (UEFA U-21 di tahun 1996, Mediterania Games untuk usia U-23 di tahun 1997, Piala Dunia 2006). Sementara gelar pribadi suami dari Ilary Blasi ini melimpah ruah. Terpilih sebagai bagian dari tim terbaik EURO 2000, pemain terbaik Serie A 2000 dan 2003, pemain terbaik Italia tahun 2000, 2001, 2002, 2003, 2004 dan 2007, masuk ke dalam FIFA 100, masuk ke dalam FIFA All Stars Team dalam Piala Dunia 2006, pencetak gol terbanyak Serie A 2006-2007, USSI Silver Ball 2007-2008, TOP 15 pencetak gol terbanyak sepanjang masa AS Roma, penampilan terbanyak sepanjang sejarah AS Roma.

 7. Kurt Hamrin (1956-1971, 400 penampilan/190 gol)
 Swedia lagi-lagi menyuplai penyerang kelas wahid di Serie A. Legenda Fiorentina bernama lengkap Kurt Roland Hamrin ini lahir Stockholm, Swedia 19 November 1934. Di kenal sebagai penggedor nomor satu La Viola sebelum kedatangan Gabriel Batistuta. Selama sembilan musim memperkuat klub kota Firenze dari tahun 1958, Hamrin berhasil menorehkan 150 gol dari 289 penampilan. Selain memperkuat Fiorentina, Hamrin juga sempat membela Juventus, AC Milan dan Napoli.

 8. Giuseppe Signori (1991-2004, 344 penampilan/188 gol)
Hidup di bawah bayang-bayang Roberto Baggio. Itulah cerita sepanjang karir Giuseppe "Beppe" Signori. Penyerang kidal klasik ini lahir pada tanggal 17 Februari 1968 di Alzano Lombardo, Italia.  Beppe dianggap sebagai salah satu pemain sepakbola terbaik di dunia, walaupun dia tidak pernah mendapatkan dan memberikan gelar untuk timnya.
Di level klub, Beppe Signori bermain untuk Leffe (1984-1986), Piacenza (1986-1987 dan 1988-1989), Trento (1987-1988), Foggia (1989-1992), Lazio (1992-1997), Sampdoria (Januati-Juni 1998), dan Bologna (1998-2004).
Di penghujung karirnya, Beppe Signori mencoba peruntungannya di luar Italia, dia bermain untuk Iraklis Thessaloniki (klub Yunani), pada tahun 2004. Pada Oktober 2005, Beppe Signori menandatangani kontrak 1 tahun dengan MFC Sopron, klub dari Hungaria. Klub asal Hungaria iitu adalah klub terakhirnya Beppe Signori.
Beppe Signori menjadi top skor di Liga Italia Serie A sebanyak 3 kali, yaitu pada tahun 1993, 1994, dan 1996. Pada tahun 1996, Beppe Signori menjadi top skor Serie A bersama Igor Protti. Secara keseluruhan, dia mencetak 188 gol di semua divisi profesional sepakbola Liga Italia. Pada musim panas 1995, muncul desas-desus bahwa dia akan dijual oleh Lazio ke A.C. Parma, tetapi akhirnya transfer itu dibatalkan karena berita kerusuhan dan tekanan dari fans Lazio kepada manajemen klub.
Beppe bermain untuk timnas Italia sebanyak 28 kali dan mencetak 7 gol. Satu-satunya turnamen besar yang pernah diikuti Beppe adalah Piala Dunia FIFA 1994 di Amerika Serikat, dimana ketika itu dia ikut andil besar dalam 2 gol penting timnas Italia.
Keunikan dari Beppe adalah gayanya dalam mengambil tendangan penalti. Dia selalu berdiri disamping bola, tanpa ancang-ancang dan langsung menendang.  Setelah pensiun, Beppe bekerja sebagai cendekiawan sepakbola Serie A di Radio RAI, Italia. Pada tahun 2008, ia berhenti bekerja di RAI Radio, dan bergabung dengan klub Ternana Calcio, sebagai Direktur Tim Sepakbola.

 9. Gabriel Batistuta (1991-2003, 318 penampilan/184 gol)
Legenda hidup Fiorentina. 168 gol dari 269 penampilan bersama si Ungu, menjadikan dirinya dianggap dewa bagi publik Firenze. Sebuah patung pun dibuat untuk memuja dirinya. Lahir di Avelladeda, Santa Fe, Argentina 1 Februari 1969, Batigol dikenal sebagai penyerang tajam dengan tendangan keras.
Frustasi tanpa gelar Serie A meski torehan golnya sangat tajam, Batigol hijrah ke AS Roma di tahun 2001 yang langsung memberikannya trofi Serie A. Hal ini membuat marah tifosi ultras Fiorentina. Patung Batigol pun dihancurkan.
Di level timnas Argentina, Batigol menjadi pemain paling tajam dengan 56 gol dari 78 penampilan. Mencetak hattrick di dua Piala Dunia, 1994 dan 1998 membuat Batigol akan selalu dikenal sebagai penyerang klasik terbaik yang pernah ada.

 10. Alessandro Del Piero (1993-sekarang, 432 penampilan/180 gol)
30 Oktober 2010, Alex resmi memecahkan rekor Giampiero Boniperti dengan 179 gol. Alex menjadi top skorer sepanjang masa Juventus dan akan terus menjauh dengan raihan gol demi golnya.
Lahir di Conegliano, Veneto, 9 November lalu suami Sonia Amoruso ini genap berusia 36 tahun. Memulai karir di klub Serie B Padova, Alex yang juga biasa dipanggil ALE hijrah ke Juventus. Ale muda kemudian menggeser Roberto Baggio di tim inti.
Pinturiccio julukan dari Alex dikenal sebagai pemain yang menyerang dari sisi kiri pertahanan lawan, kemudian masuk ke sisi dalam pertahanan, dan mengakhiri dengan tendangan kaki kanan ke arah tiang jauh gawang. Del Piero Zone, biasa disebut. Kini cara mencetak gol seperti ini sering kita saksikan dari aksi-aksi Lionel Messi meski dengan posisi sebaliknya.
Membicarakan Alex adalah membicarakan sebuah loyalitas tanpa batas. Saat Juventus tersandung calciopoli di tahun 2006, Alex tetap tabah memimpin Juventus yang dihukum harus berlaga di Serie B. Capocannonieri Serie B pun menghinggapinya.
Masih berhasrat untuk terus membela Juventus meski mulai sering masuk ke lapangan sebagai pemain pengganti, Alex berencana menembus rekor 200 gol serie A. sebenarnya jika tak tesandung kasus calciopoli, bintang tiga tanda gelar ke-30 Serie A bukan tak mungkin sudah dipersembahkan sang Maestro.

Menu makan pemain sepakbola profesional per hari

Sepak Bola adalah salah satu olahraga paling populer di Dunia. Pemain sepak bola profesional dan semi-profesional tingkat tinggi umumnya berlatih di pagi hari 4-5 kali hari per minggu, dan beberapa kali ke pusat kebugaran untuk latihan beban ringan. Biasanya, selama musim ini, pertandingan akan dilakukan pada akhir pekan (maka diperlukan rencana makan untuk satu hari pertandingan). Untuk mencapai hasil yang optimal dalam berlatih sepakbola . Anda akan membutuhkan banyak energi untuk jangka waktu yang lama, jadi penting untuk Anda memiliki program gizi terstruktur tidak hanya untuk memberikan energi untuk sesi pelatihan, namun juga memberikan bahan bakar untuk penyembuhan untuk selanjutnya hari latihan.

Rencana makan di bawah ini adalah contoh untuk pemain sepakbola profesional atau semi-profesional untuk mengikuti pelatihan untuk hari biasa:

Sarapan
mangkuk besar bubur yang dibuat dengan oat jumbo + 200ml air + susu skim dengan sdt gula dan kismis (sesuai selera) atau 75g muesli tanpa pemanis + 250 ml susu skim
250 ml jus buah segar
Teh / kopi
45 menit sebelum latihan
2-3 oatcakes dengan keju lembut rendah lemak
buah - buahan
Minum

Ketika Latihan
Air atau minuman isotonik selama latihan
Segera setelah latihan
25g bubuk protein + 25g dekstrosa dalam air

Makan siang
Sandwich dibuat dengan roti + minyak zaitun dengan ham / ayam atau fillet ikan kembung (Mackarel)besar
100g Makanan campuran kacang & biji -bijian
Mix Salad
Yoghurt Rendah lemak dan rendah gula
Minum

Ketika Latihan Beban
30 menit latihan beban intensitas sedang pelatihan
40 menit variasi latihan beban intensitas berat , sedang dan rendah
Banyak minum air selama latihan beban
Segera setelah latihan beban
25g bubuk protein + 25g dekstrosa dalam air

45 menit kemudian
2-3 oatcakes dengan keju lembut rendah lemak
100g Makanan campuran kacang & biji -bijian
buah buah an
Minum

Makan malam
steak atau dada ayam atau ikan herbal untuk tambahan rasa
Kentang rebus Segar atau nasi basmati atau ubi jalar panggang
Banyak sayuran
Yoghurt lemak, tanpa tambahan gula
Minum

1 jam sebelum tidur
100g cottage cheese / yoghurt quark / Yoghurtrendah lemak
Pisang
Sedikit Makanan campuran kacang & biji -bijian
Minum

Rencana tersebut menyediakan nutrisi yang cukup dan berkelanjutan untuk membantu menyediakan energi untuk sesi pelatihan yang lama dan intens. Bubur atau muesli untuk sarapan akan memberikan energi yang dilepaskan dengan lambat, dan oatcakes dan roti akan membuat kenyang sampai melalui siang hari.

Namun, rencana hanyalah panduan umum, dan ukuran porsi perlu diadaptasi agar sesuai dengan rutinitas harian Anda. Anda harus makan berbagai daging yang berbeda / ikan, karbohidrat kompleks, buah dan sayuran setiap hari, dan banyak minum air.

sumber : http://www.mealplansite.com/sports-football-training-day.aspx
ane translate sebisanya gan..kalo pengen lebih jelas langsung ke TKP aja gan..
mudah2an gak repsol..

untuk pemain bola indonesia ane belom dapet gan..tp ane dapet ini gan..
katanya menurut penelitian UGM pemain2 bola indonesia kurang gizi ....
silahkan cek TKP http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=1503