Luar dalam oke!
Dalam sepak bola, kapten kesebelasan punya peran penting, tak ubahnya pelatih. Jika pelatih berperan meramu taktik dan strategi, maka sang kapten adalah orang pertama yang paling bertanggungjawab mengawal keinginan pelatih di dalam lapangan. Selain itu, namanya juga kapten, dia haruslah sosok yang disegani, tak hanya oleh pemain tapi juga manajemen. Soalnya, kapten harus bisa jadi jembatan, sekiranya terjadi perselisihan di antara pemain, pemain dan pelatih, bahkan pemain dan manajemen.
Berikut, SUPERSOCCER menurunkan lima kapten kesebelasan di pentas DISL (Djarum Indonesia Super League) musim lalu, yang, boleh dibilang, sangat spesial bagi tim. Di antara mereka, musim depan tak lagi memperkuat timnya disebabkan beberapa faktor.
EDWARD IVAKDALAM
Kaka Edu. Demikian dia disapa, sosok jenderal lapangan tengah nan berwibawa. Sarat pengalaman dan pekerja keras membuat Kaka Edu selalu jadi pilihan utama. Ban kapten tak pernah lepas dari lengannya. Dia ikut mengantarkan Persipura Jayapura juara Liga Indonesia (LI) tahun 2005 dan juara DISL 2008/2009. Kini, Kaka Edu disebut-sebut tak lagi memperkuat Persipura. Dia memilih bergabung bersama Persidafon Dafonsoro.
SYAMSUL CHAERUDDIN
Dia pernah dijuluki Pavel Nedved dari Makassar. Julukan yang tak sembarangan, tentu saja. Seperti Nedved yang trengginas serta tak kenal letih, demikianlah Saymsul. Sebagai gelandang, dia terus bergerak mengejar dan membagikan bola. Tak jarang dia harus jatuh bangun, berjibaku. Di luar lapangan, Syamsul beberapa kali jadi 'jembatan' antara pemain dan manajemen, terlebih jika gaji atau bonus telat. Musim depan, Syamsul tak lagi membela panji-panji Juku Eja.
BAMBANG PAMUNGKAS
Penampilannya selalu ditunggu, terlebih oleh The Jak, fans fanatik Persija Jakarta. Bomber haus gol yang kemampuannya tak perlu diperdebatkan lagi. Bepe juga menjadi langganan Tim Nasional (Timnas) dalam beberapa tahun terakhir. Meski Persija gagal jadi juara DISL, manajemen tak sedikitpun berniat untuk melepasnya. Bepe, seperti halnya Ismed Sofyan, kini telah menjadi icon Macan Kemayoran.
BIMA SAKTI
Sedikit bicara banyak bekerja. Disegani kawan maupun lawan. Dia salah satu pemain senior yang masih berkiprah di pentas sepak bola nasional. Kepemimpinannya di lapangan hijau membuat siapa pun yang melatih Persema Malang tenang. Yup! Bima seorang pemain yang berkharisma. Usia tak membuat penampilannya menurun, walau stamina tak bisa dibohongi. Umpan-umpannya terarah dan sangat memanjakan teman, terlebih bomber Persema.
MIJO DADIC
Sukses Persiba Balikpapan bercokol di lima besar DISL dua musim berturut-turut, 2008/2009 dan 2009/2010 tak lepas dari kontribusi pemain asal Kroasia ini. Posturnya yang jangkung sangat ideal sebagai pemain bertahan sekaligus menyantap bola-bola atas. Dedikasi serta loyalitasnya membuat manajemen Beruang Madu memperpanjang kontrak pemain kelahiran 15 Oktober 1981. Besar kemungkinan, Dadic bakal tetap jadi kapten tim.
Dalam sepak bola, kapten kesebelasan punya peran penting, tak ubahnya pelatih. Jika pelatih berperan meramu taktik dan strategi, maka sang kapten adalah orang pertama yang paling bertanggungjawab mengawal keinginan pelatih di dalam lapangan. Selain itu, namanya juga kapten, dia haruslah sosok yang disegani, tak hanya oleh pemain tapi juga manajemen. Soalnya, kapten harus bisa jadi jembatan, sekiranya terjadi perselisihan di antara pemain, pemain dan pelatih, bahkan pemain dan manajemen.
Berikut, SUPERSOCCER menurunkan lima kapten kesebelasan di pentas DISL (Djarum Indonesia Super League) musim lalu, yang, boleh dibilang, sangat spesial bagi tim. Di antara mereka, musim depan tak lagi memperkuat timnya disebabkan beberapa faktor.
EDWARD IVAKDALAM
Kaka Edu. Demikian dia disapa, sosok jenderal lapangan tengah nan berwibawa. Sarat pengalaman dan pekerja keras membuat Kaka Edu selalu jadi pilihan utama. Ban kapten tak pernah lepas dari lengannya. Dia ikut mengantarkan Persipura Jayapura juara Liga Indonesia (LI) tahun 2005 dan juara DISL 2008/2009. Kini, Kaka Edu disebut-sebut tak lagi memperkuat Persipura. Dia memilih bergabung bersama Persidafon Dafonsoro.
SYAMSUL CHAERUDDIN
Dia pernah dijuluki Pavel Nedved dari Makassar. Julukan yang tak sembarangan, tentu saja. Seperti Nedved yang trengginas serta tak kenal letih, demikianlah Saymsul. Sebagai gelandang, dia terus bergerak mengejar dan membagikan bola. Tak jarang dia harus jatuh bangun, berjibaku. Di luar lapangan, Syamsul beberapa kali jadi 'jembatan' antara pemain dan manajemen, terlebih jika gaji atau bonus telat. Musim depan, Syamsul tak lagi membela panji-panji Juku Eja.
BAMBANG PAMUNGKAS
Penampilannya selalu ditunggu, terlebih oleh The Jak, fans fanatik Persija Jakarta. Bomber haus gol yang kemampuannya tak perlu diperdebatkan lagi. Bepe juga menjadi langganan Tim Nasional (Timnas) dalam beberapa tahun terakhir. Meski Persija gagal jadi juara DISL, manajemen tak sedikitpun berniat untuk melepasnya. Bepe, seperti halnya Ismed Sofyan, kini telah menjadi icon Macan Kemayoran.
BIMA SAKTI
Sedikit bicara banyak bekerja. Disegani kawan maupun lawan. Dia salah satu pemain senior yang masih berkiprah di pentas sepak bola nasional. Kepemimpinannya di lapangan hijau membuat siapa pun yang melatih Persema Malang tenang. Yup! Bima seorang pemain yang berkharisma. Usia tak membuat penampilannya menurun, walau stamina tak bisa dibohongi. Umpan-umpannya terarah dan sangat memanjakan teman, terlebih bomber Persema.
MIJO DADIC
Sukses Persiba Balikpapan bercokol di lima besar DISL dua musim berturut-turut, 2008/2009 dan 2009/2010 tak lepas dari kontribusi pemain asal Kroasia ini. Posturnya yang jangkung sangat ideal sebagai pemain bertahan sekaligus menyantap bola-bola atas. Dedikasi serta loyalitasnya membuat manajemen Beruang Madu memperpanjang kontrak pemain kelahiran 15 Oktober 1981. Besar kemungkinan, Dadic bakal tetap jadi kapten tim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar