Selasa, 23 November 2010

Petarung di Lini Belakang

Siapa bek idolamu?

Banyak pemain belakang yang bermain di klub peserta DISL (Djarum Indonesia Super League) 2010/2011, tapi hanya sedikit yang menonjol. Seperti halnya pemain depan dan tengah, peran pemain belakang atau yang lebih kita kenal dengan bek sangat fital. Menang atau kalah terletak di pundak mereka. Guna mengamankan wilayahnya, tak jarang mereka harus berjibaku.

SUPERSOCCER menurunkan profil singkat empat bek, yang, menurut kami, mumpuni di posisinya. Inilah mereka:

PIERRE NJANKA BEYAKA

Beruntunglah Arema Indonesia mendapatkan pemain kelahiran Douala, Kamerun, 15 Maret 1975. Banyak pemain asing yang hilir mudik di DISL, tapi Njanka punya jejak rekam tersendiri. Bersama Kamerun, pemain yang akrab disapa Papa tampil di Piala Dunia 1998 dan 2002. Dia juga dipanggil negaranya di ajang Piala Afrika 2004. Njanka tak hanya apik bertahan, tapi juga sering naik membantu serangan. Satu lagi, dia juga ahli dalam tendangan bola-bola mati. Musim lalu, dia ikut mengantarkan Singo Edan juara DISL.

HAMKA HAMZAH

Jacksen F Tiago punya pertimbangan yang sangat matang dalam memilih pemain. Pelatih asal Brasil tak ingin membeli kucing dalam karung. Ketika Mutiara Hitam butuh sosok pemain belakang yang serba bisa, Jacksen langsung memilih Hamka Hamzah. Pemain berdarah Makassar yang lahir 29 Januari 1984 dianugrahi stamina di atas rata-rata. Meski diplot sebagai pemain bertahan, mantan pemain Persija Jakarta dan Persisam Samarinda getol naik hingga ke jantung pertahanan lawan. Mengandalkan kejangkungannya, Hamka kerap mencetak gol lewat sundulan

MAMAN ABDURAHMAN

Pemain depan manapun paham betul siapa pemain yang satu ini. Tak kenal kompromi dan sigap terhadap segala ancaman. Petarung sejati yang tak pernah takut. Pemain yang dibesarkan Persijatim Jakarta Timur ini sangat susah dilewati. Dia juga tak gampang digertak. Totalitas dan loyalitasnya membuat Persib Bandung memperpanjang kontraknya. Di Tim Nasional (Timnas) senior, Maman juga jadi andalan.

MIJO DADIC

Tingginya 181 cm. Beratnya 75 kg. Tampang dingin. Tak banyak bicara pula. Semua ini membuat Dadic sangat ideal sebagai pemain bertahan. Berdarah Krosia, pemain kelahiran 15 Oktober 1981 selalu tampil all out alias tak setengah-setengah. Sepak bola merupakan 'nafas' Dadic. Itulah sebabnya, setiap dimainkan dia tak ingin mengecawakan tim yang dia bela. Kinerja Dadic musim lalu benar-benar memuaskan. Dia punya andil besar membawa Persiba Balikpapan bercokol di lima besar DISL.
Kamu punya pilihan sendiri? Siapa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar